Sunday 13 November 2011

Makanan dan Minuman Berkaleng

Makanan dan minuman berkaleng yang beredar dan dikonsumsi oleh masyarakat merupakan masalah yang sudah sering dibicarakan karena membahayakan bagi lingkungan kita ,terutama limbahnya. Makanan dan minumanan yang terbuat dari kaleng mempunyai sifat zat yang sama dengan plastic yaitu bersifat non-degredable artinya tidak mudah diuraikan dan perlu waktu ratusan tahun menguraikannya. Kaleng yang digunakan adalah lembaran baja yang disalut timah. Bagi orang awam, kaleng sering diartikan sebagai tempat penyimpanan atau wadah yang terbuat dari logam dan digunakan untuk mengemas makanan, minuman, atau produk lain. Dalam pengertian ini, kaleng juga termasuk wadah yang terbuat dari aluminium.

Kaleng timah (tin can) merupakan pengembangan dari penemuan Nicolas Appert pada dasawarsa 1800-an. Produk ini dipatenkan oleh seorang berkebangsaan Inggris, Peter Durand pada 1810. Berkat penemuan produksi massal, pada akhir abad ke-19, kaleng timah menjadi standar produk konsumen. Timah dipilih karena relatif tidak beracun dan menambah daya tarik kemasan karena berkilat dan tahan karat. Tetapi walaupun demikian , timah yang digunakan tetap mengandung zat yang membahayakan bagi tubuh jika digunakan untuk mengemas makanan dalam jangka waktu yang cukup lama.

Makanan dan minuman yang pada umumnya diproduksi oleh Negara Adi daya, Amerika.. Dinegara kita ,Indonesia , masyarakat mengonsumsi makanan dan minuman berkaleng karna lebih dianggap praktis dalam segi penyajian dibandingkan memasak makan yang alami seperti sayuran. Limbah kaleng kebanyakan dikubur atau membakarnya. Kaleng yang dikubur tersebut didapat diurai oleh mikroba didalam tanah sementara itu pembakaran dari kaleng akan menyebabkan polusi yang menguraikan gas HCl dan Klorin(Cl2).

Dewasa ini begitu banyak produk makanan dan minuman kaleng yang membanjiri pasaran. Kaleng dipilih orang untuk kemasan makanan karena sifatnya kedap udara, relatif ringan (lebih ringan daripada gelas yang mempunyai kekedapan yang sama), mudah dibentuk, dan tidak mudah pecah. Dengan pengolahan yang aseptik, makanan kaleng memiliki daya simpan (shelf life) yang lama, sekalipun tidak menggunakan bahan pengawet. Namun tetap harus diingat bahwa seperti sifat makanan pada umumnya, makanan dan minuman kaleng tetap mengalami penurunan mutu seiring dengan lamanya penyimpanan. Tidak ada satu jenis makanan pun yang memiliki daya simpan tak terbatas alias memiliki mutu yang baik sepanjang segala abad, meski sudah mengalami pengolahan dengan teknologi tinggi. Oleh karena itu tetap cermat dalam memilih produk makanan atau minuman dalam kaleng yang akan kita beli.

Kerusakan makanan dan minuman kaleng dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain karena proses pengolahan yang kurang sempurna, faktor mikrobiologis, kimia, cara penyimpanan dll. Proses pengolahan yang kurang sempurna pada makanan kaleng dapat menyebabkan bahaya yang serius. Kurangnya suhu dan waktu pemanasan dapat memberi peluang bagi tumbuhnya bakteriClostridium botulinum, bakteri yang paling tahan panas dan dapat hidup dalam kondisi anaerobik (tidak ada udara). BakteriClostridium botulinum menghasilkan racun botulin yang tergolong jenis neurotoksin, yaitu racun yang dapat menyerang saraf dan menyebabkan kelumpuhan. Jenis kerusakan khemis pada makanan kaleng dapat dilihat dari cembungnya kaleng yang disebabkan oleh pembentukan gas hidrogen. Kerusakan-kerusakan khemis lainnya dapat disebabkan oleh adanya interaksi komponen logam kaleng dan bahan makanan yaitu dapat ditunjukkan oleh adanya pemucatan warna kaleng bagian atas, pemucatan warna makanan, penyimpangan aroma dan rasa makanan, keruhnya medium makanan, korosi atau pengkaratan maupun lobang-lobang kecil dari badan kaleng. Makanan dan minuman kaleng yang disimpan pada suhu rendah dan kering dapat memperpanjang masa simpan dan sebaliknya penyimpanan pada tempat yang lembab dan basah dapat melahirkan proses pengkaratan yang tidak diinginkan.

Winarno dalam bukunya yang berjudul Ilmu Pangan (1984) menggolongkan kerusakan makanan kaleng menjadi 4 yaitu:

1. Flat sour

Dicirikan dengan permukaan kaleng tetap datar dan tidak mengalami kerusakan apapun, tetapi produk di dalam kaleng tersebut sudah rusak dan berbau asam yang menusuk. Kerusakan ini disebabkan oleh aktivitas spora bakteri tahan panas yang tidak terhancurkan selama proses sterilisasi. Kaleng tidak cembung, tetapi isinya sangat asam.

2. Flipper

Bila dil Lihat secara sekilas, kaleng terlihat norrnal tanpa kerusakan.
Tetapi bila salah satu ujung kaleng ditekan, maka ujung yang lainnya akan
cembung.

3.Springer

Salah s Salah satu ujung kaleng tampak rata dan normal, sedangkan ujung
yang lainnya tampak cembung permanen. Bila bagian yang cembung ini ditekan, maka bagian ujung yang masih rata akan tampak cembung.

4.Swell (cembung)

Kedua Kedua ujung kaleng sudah terlihat cembung akibat adanya bakteri
pembentuk gas. Swell (cembung) dibedakan menjadi soft swell dan hard swell. Soft Swell, kedua ujung kaleng sudah cembung, namun belum begitu keras sehingga masih bisa ditekan sedikit ke dalam. Hard Swell, kedua ujung permukaan kaleng cembung dan begitu keras sehingga tidak bisa ditekan ke dalam oleh ibu jari.

Berikut ini ada beberapa tips bagaimana cara memilih dan menggunakan produk makanan dan minuman kaleng yang baik :

1.Perhatikan tanda-tanda kerusakan kaleng. Jangan mengkonsumsi produk kaleng yang mempunyai tanda-tanda kerusakan seperti kaleng cembung, karatan, penyok. Pastikan tidak ada kebocoran atau pengkaratan terutama di lipatan kaleng tutup atau sambungan kaleng.

2.Perhatikan tanggal kadaluarsa dan semua informasi yang ada pada label baik itu, bahan pembuatnya, komposisi gizi, label halal, ijin depkes.

3.Demi keamanan pastikan membeli produk yang diproduksi atau diedarkan oleh produsen/penyalur yang jelas.

4.Apabila akan disimpan sebaiknya makanan atau minuman kaleng dalam kondisi yang bersih

5.Sedapat mungkin simpan di tempat yang kering dan sejuk. Hindari dari genangan air atau kelembapan yang tinggi.

6.Makanan dalam kaleng sebaiknya dipanaskan sampai mendidih selama 10 menit sampai 15 menit sebelum dikonsumsi kecuali produk – produk seperti minuman kaleng, sari buah dll yang biasa diminum dalam keadaan dingin.

7.Produk kaleng yang sudah dibuka sebaiknya cepat dipakai karena keawetannya sudah tak sama lagi dengan produk awalnya. Produk yang sudah terbuka hendaknya disimpan di refrigerator

Pada umumnya, Produk makanan yang dikemas dalam kaleng akan kehilangan cita rasa segarnya dan mengalami penurunan nilai gizi akibat pengolahan dengan suhu tinggi. Satu hal lagi yang cukup mengganggu timbulnya rasa taint kaleng atau rasa seperti besi yang timbul akibat coating kaleng tidak sempurna.

Bahaya utama pada makanan kaleng adalah tumbuhnya bakteri Clostridium botulinum yang dapat menyebabkan keracunan botulinin. Tanda tanda keracunan botulinin antara lain tenggorokan menjadi kaku, mata berkunang – kunang dan kejang – kejang yang membawa kematian karena sukar bernapas. Biasanya bakteri ini tumbuh pada makanan kaleng yang tidak sempurna pengolahannya atau pada kaleng yang bocor sehingga makanan didalamnya terkontaminasi udara dari luar. Untungnya racun bortulinin ini peka terhadap pemanasan.

Cermat memilih kaleng kemasan merupakan suatu upaya untuk menghindari bahaya bahaya yang tidak diinginkan tersebut. Boleh boleh saja memilih kaleng yang sedikit penyok asalkan tidak ada kebocoran. Selain itu segera pindahkan sisa makanan kaleng ke tempat lain agar kerusakan kaleng yang terjadi kemudian tidak akan mempengaruhi kualitas makanannya.untuk itu kita sebagai masyarakat harus lebih berhati dalam mengonsumsi makanan dan minuman berkaleng.

SOLUSI:

Preventif

Dalam hal ini seharusnya para pengamat makanan mampu membuat kaleng yang mudah terurai atau biasa disebut bio-degredable. Pertama hal tersebut nantinya akan sangat efektif untuk mengurangi pencemaran lingkungan akibat plastik. Namun sampai saat ini belum ada yang bisa membuat kaleng yang bersifat bio-degradable. Dengan hal tersebut, sebaiknya dinas kesehatan bekerjasama dengan POM untuk mengurangi pemakaian atau men-stopkan pemakaian minuman dan makanan yang dikemas dengan kaleng.

Kuratif

Dalam pengobatannya , masyarakat yang telah terkena racun akibat pemakaian atau mengonsumsi makanan dan minuman berkaleng secara berkala atau terus menerus akan terkena radang ginjal. Biasanya para dokter akan mengambil tindakan dengan melakukan pengoperasian apabila ginjal telah mengalami kerusakan yang parah. Tetapi apabila masih dalam hal normal, dokter akan memberikan obat serta menganjurkan untuk meminum air putih agar racun dapat dinetralisirkan.

Rehabilitatif

Daur ulang merupakan salah satu cara rehabilitatif yang baik. Kaleng yang habis dipakai sebaiknya direcycle menjadi barang barang yang berguna seperti accessories. Dan usahakan kaleng tersebut direcycle menjadi barang yang didapat lagi mengemas makanan atau tempat minuman.

Promotif

Dalam hal ini kita sebagai seorang yang peduli lingkungan patutnya dapat mempromosikan kepada dunia untuk mengurangi penggunaan jumlah kaleng yang digunakan untuk mengemas makanan dan minuman karena akan mengakibatkan dampak buruk. Dan seharusnya memulai sosialisasi tentang bahaya kaleng bagi kesehatan.



sumber google wikipedia

No comments:

Post a Comment